Rabu, 06 Juni 2012

APAKAH MEDAN ENERGI, ITU ?
 
 

Setiap benda yang ada di alam semesta itu memiliki medan energi, bumi, matahari, planet, asteroida, angin, air, tanah, tumbuh-tumbuhan, binatang, batu dsbnya. Demikian pula manusia, juga memiliki medan energi; hanya saja medan energi manusia lebih banyak di-banding-kan yang lainnya.

Jika yang lainnya hanya satu medan energi, tetapi manusia memiliki empat unsur medan energi. Yaitu energi tumbuh-tumbuhan, energi binatang, energi pikiran dan energi spirit.

Medan energi yang pertama adalah raga energi yang terdekat, yaitu energi seseorang yang terpancar, dari titik pusat energi pribadi. Seperti halnya entitas planet di dalam sistem tatasurya kita, masing-masing planet memiliki energi keseimbangan, demikian pula manusia.

Kita sering merasa jengah ketika didekati oleh seseorang yang perilakunya membosankan, karena apa? Karena energi rendahnya memasuki area energi yang kita miliki sebagai energi menengah atau energi tinggi. Kenapa kita bisa terpengaruh? Karena kondisi kita tidak stabil.

Marilah kita mencoba mengenali medan energi masing-masing, lakukan:

Julurkan sebelah lengan anda kedepan dan perhatikan titik terjauh jangkauan jari-jari anda. Sekarang bayangkan lengan anda teracung lurus keatas kepala anda, hingga mencapai titik diatas tubuh anda, dan kemudian bayangkan lengan itu di belakang anda dan kemudian bayangkan lengan itu terjulur kebawah. Sekarang anda memunyai gambaran medan energi yang mengelilingi tubuh kita secara terus menerus. Medan energi ini dikatakan sebagai medan energi cepat , karena tak terpisahkan dari raga energi lambat yang bersifat padat dan kasatmata. Visualisasikan medan energi yang lebih cepat itu dengan tepi atau batasnya yang berada di sekeliling anda.

Ketika ada orang lain atau orang asing yang berbicara dan mendekat memasuki batas itu , maka anda telah merasa diganggu. Dan tindakan naluriahnya anda akan bergerak kesamping, mundur atau mungkin mengelak, untuk menciptakan jarak yang lebih aman.

Mengapa terjadi demikian? Karena medan energi pribadi kita ini merasakan adanya kekuatan gangguan itu, dan memberikan peringatan bentuk-bentuk perasaan tidak nyaman, setiap kali batas khayal itu dilanggar. Jika seseorang berada lama dalam medan energi pribadi anda, maka mulai memengaruhi seluruh keberadaan kita dengan energinya, membuat diri pribadi ini tertekan; jika tidak selaras dengannya, dan mengangkat jika menghasilkan energi yang lebih tinggi daripada anda.

Yang kedua medan energi lingkungan yang lebih luas ;
visualisasikan medan energi anda meluas kedalam kediaman anda, tempat kerja anda, jalan tempat anda tinggil, keluarga anda , komunitas ada. Sadarilah bahwa setiap kemanapun kita pergi, kita terbenam dalam medan energi yang membentang tidak hanya sejauh jangkauan lengan ini, tetapi juga sejauh mata bisa melihat, sejauh telinga mendengar, dan sejauh hidung mencium bau.

Pola getaran pada medan energi lingkungan yang lebih luas, artinya bahwa kita membentuk area energi pada medan energi yang lebih besar. Dalam hal ini medan energi yang kita bentuk ini akan bercampur dengan medan energi yang lebih luas, yang tentu saja dipengaruhi oleh frekuensi dan medan energi orang lain serta semua kegiatan dalam medan energi lingkungan keseluruhan. Medan energi itu- dimana di dalamnya tubuh kasar anda berjalan, duduk, tidur, bermain, bekerja- dipengaruhi oleh frekuensi energi siapapun yang memasukinya.

Medan energi ketiga, yaitu; energi medan pikiran,
energi ini melampaui energi yang pertama energi pribadi dan energi kedua atau energi lingkungan. Medan energi pikiran ini sangat luas, sehingga tak seorangpun mampu menciptakan batas khayalnya. Pada medan energi pikiran ini, pikiran kita dan pikiran-pikiran orang lain berinteraksi di dalam medan energi yang sama. Artinya ketika saya sedang memikirkan sesuatu maka akan ada pengaruh dari energi pikiran orang lain, demikian pula orang lain terhadap kita.

David Hawkins dalam Power vs Force, mengatakan;” setiap pikiran, tindakan , keputusan atau perasaan menciptakan pusaran dalam medan energi kehidupan yang saling berpautan dan menyeimbangkan”. Ketika pikiran dan perasaan orang lain menyentuh medan energi anda, maka akan terjadi satu diantara dua hal;

1) medan energi anda ditingkatkan frekuensinya
2) mungkin medan energi anda semakin dipeersempit dan akhirnya terkontamisani oleh energi orang lain. Cara orang lain berpikir itu memancarkan energi pikiran, dan mereka bisa memengaruhi anda.

Dalam alam semesta yang saling berpaut ini, setiap perbaikan yang kita lakukan dalam dunia kita sendiri akan memperbaiki dunia secara keseluruhan bagi semua orang, lanjut Hawkins.Tetapi bukan hanya manusia yang memengaruhi medan energi seseorang, tingkat kebisingan, polusi udara dan kemurnian makanan; semua itu menyentuh dan memengaruhi medan energi kita.

Yang mungkin perlu kita sadari adalah; bahwa seseorang memainkan peranan besar dalam membuat medan energi kita supaya tetap besih dan tidak tercemar. Dan bahwa kita juga bisa memunyai dampak yang menyehatkan dan membersihkan bagi medan energi orang disekitar kita.

Melihat uraian diatas, maka yang perlu untuk dicerahkan atau dijernihkan adalah medan-medan energi tersebut. Sebab dari sanalah sebenarnya pangkal tolak pencemaran , yaitu ; energi diri, dan energi pikiran.

Pikiran itu energi. Sesuai dengan salah satu sifat dasar energi adalah membentuk. Energi membentuk, seperti energi listrik, energi ini tdak terlihat namun dapat dirasakan, dan merupakan sumber untuk membentuk energi lain, yakni dari setrum (arus) listrik dapat menggerakkan mesin atau menjalankan komputer.

Saya katakan bahwa pikiran itu energi, karena pikiran kitalah yang akan menggerakkan aktifitas kita dan bahkan membentuk nasib kita. Apa pun aktifitas Anda hari ini dan bahkan nasib Anda hari ini merupakan hasil dari aktifitas energi pikiran kita. Pikiran –bekerja sama dengan niat (spirit)– menentukan aktifitas kita hari ini.

Bermanfaat atau tidaknya sebuah energi sangat tergantung pada bagaimana seseorang dapat memanfaatkannya. Energi listrik yang mengalir di rumah kita, kemanfaatannya (untuk bisnis atau sekedar konsumsi rumah tangga) sangat tergantung pada pemiliknya. Listrik tinggalah listrik.

Demikian pula dengan pikiran, mau dimanfaatkan, dikembangkan secara optimal untuk kesuksesan hidup, atau malah diterlantarkan begitu saja hingga bodoh, juga sangat tergantung pada pemiliknya: Anda sendiri. Apabila Anda membiarkan bodoh, pikiran juga tidak pernah protes, malahan pikiran itu akan mengucapkan “terima kasih” karena tidak pusing-pusing. Namun perlu dicatat, pikiran itu sifatnya sama dengan besi: bila besi tidak dimanfaatkan maka akan karatan, pikiran juga demikian akan “karatan” alias bodoh karena pemiliknya membiarkannya saja, tidak mau memanfaatkan melaui belajar.

Pikiran akan berkembang bila melalui belajar. Belajar pada dasarnya adalah bagaimana menghadapi dan menyelesaikan masalah. Tanpa masalah tidak dapat disebut belajar. Anda masuk sekolah atau masuk kuliah pada dasarnya dilatih untuk menghadapi dan mengatasi masalah, dari masalah kesulitan materi, tugas-tugas kurikuler hingga ujian. Dalam dunia bisnis juga terbuka banyak peluang (masalah) untuk mencerdaskan diri.

Hanya perlu dibedakan di sini. Memang benar bahwa suatu masalah memang dapat menjadi media asah otak atau media pembelajaran. Namun yang penting di sini, apabila sedang menghadapi masalah, jangan larut secara total emosional dengan masalah tersebut. Sebab, apabla hal itu terjadi konsekuensinya adalah energi pikiran akan terkuras habis untuk “meratapi” masalah itu. Contoh, bila hari ini bisnisnya rugi yang berdampak pada kemampuan membayar karyawan, janganlah bersedih hati, meratapi nasib berlama-lama yang pada akhirnya, menjadi depresi.

Apa jadinya bila Anda depresi? Sumber daya diri Anda terkuras habis untuk mengatasi depresi. Tenaga, pikiran, emosi, dan bahkan orang-orang di sekitar Anda tersedot energinya untuk mengatasinya. Cukupkah sumber daya diri Anda? Bila tidak akan berlanjut pada depresi parah: gila! Bila ini terjadi, semua energi diri mubadzir, semua capaian Anda (prestasi) hilang!

Mengapa bisa terjadi demikian? Ingat sifat dasar energi, tergantung peruntukkannya. Ketika Anda sedang fokus pada masalah ; dan masalah tersebut membutuhkan energi (emosi, pikiran dan fisik), maka sesungguhnya Anda sedang menghabiskan energi hanya untuk “memperbesar masalah” yakni: mengambil energi dari diri sendiri untuk hal-hal yang mubadzir (hanyut dengan masalah). Hanyut dengan masalah secara berlebihan membutuhkan energi tanpa batas. Sampai kapan? Kecuali Anda membatasinya yakni tidak hanyut.

Energi Anda akan mengikuti pikiran Anda (energies follow mind). Arah kapal kemana berlayar akan mengikuti nahkodanya. Demikian halnya dengan pikiran, kemana fokus Anda, pikiran mengikutinya. Apabila hari ini fokus Anda pada masalah sampai hanyut maka energi pikiran akan mengikutinya.

Saya kira, siapa pun orangnya, apalagi seorang entrepreneur tidak akan menghanyutkan diri dengan masalah yang justru tidak memberdaya diri. Sebaliknya, ambil tindakan yang dapat membedayakan diri, jaga jarak dengan masalah untuk melihat masalah secara objektif tanpa harus ikut hanyut yang dapat menjadikan diri Anda depresi.

Bagaimana caranya agar tidak terhanyut dalam masalah yang menyedihkan?

Pertama, putus dan stop arus emosional yang menghanyutkan. Anda harus berani untuk memutuskannya. Sadari bahwa meratapi masalah bukanlah cara menyelesaikan masalah. Apabila masih merasa berat dan sulit untuk memutusnya, coba duduk diam sejenak, rileks dan lepaskan segala ketegangan. Ambil nafas yang dalam, tahan, dan buang nafas sambil mengatakan rileks…! Lakukan beberapa kali sampai benar-benar rileks.

Apabila sudah merasa rileks, selanjutnya Anda boleh jalan-jalan kecil di sekeliling rumah, lihat-lihat taman, atau sekedar baca-baca ringan. Anda juga boleh bercanda sejenak dengan anggota keluarga. Menonton tivi juga boleh. Intinya, ambil aktifitas yang menjadikan diri Anda bisa rileks dan bisa memutuskan/menyetop rasa depresi lebih dulu. Pastikan bahwa Anda sekarang sudah lebih baik dari pada sebelumnya, pastikan bahwa Anda sekarang rileks dan siap untuk melakukan aktifitas baru.

Sekarang, dengan modal kondisi pikiran yang sudah rileks, coba tuliskan sejumlah (minimal lima buah) prestasi besar atau kecil. Bila tidak mempunyai prestasi, tuliskan sejumlah peristiwa yang menyenangkan (minimal lima buah). Ketika Anda menuliskan setiap prestasi/peristiwa yang menyenangkan, sambil mengingat dan sambil merasakan seolah-olah prestasi/peristiwa itu hadir kembali, selah-olah nyata.

Selanjutnya, sambil duduk rileks, diam dan pejamkan mata, ingat dan rasakan satu persatu dari setiap prestasi/peristwa yang menyenangkan itu. Tahapannya, mulailah dari prestasi/persitiwa yang pertama. Rasakan, dengarkan atau lihatlah seolah-olah prastasi tu hadir kembali. Nikmatilah prestasi/peristiwa itu. Bila Anda sudah benar-benar merasakannya, berhentilah sejenak dan simpan simpan pengalaman satu itu dalam hati. Dengan cara yang sama, lakukan untuk pengalaman kedua sampai dengan ke lima. Setelah semua peristiwa itu sudah dialami kembali dan Anda benar-benar merasakannya, langkah berikutnya adalah kumpulkan lima pengalaman (prestasi/peristiwa) ikat lima pengalaman tersebut menjadi satu. Sekarang Anda asudah merasa lebih berdaya diri, tidak depresi lagi.

Apabila kondisi pikiran dan perasaan Anda merasa lebih baik, saatnya pikiran Anda untuk fokus pada penyelesaian masalah tanpa harus ikut hanyut pada masalah. Bila fokus pada masalah, pikiran secara otomatis, cepat atau lambat akan menemukan solusinya. Ingat, pikiran itu energi. Sering-seringlah rileks, pikiran Anda akan dengan sendirinya akan menemukan solusinya. Mungkin pada saat di kamar mandi, saat membaca koran, atau saat memulai takbirratul ikram (Allahu Akbar) shalat.

Selanjutnya apabila sudah menemukan solusinya, gunakan kekuatan lima pengalaman yang tadi sudah diikat, akses lagi dan jadikan satu kekuatan untuk mendukung solusi tersebut. Dengan segenap kekuatan yang Anda miliki, Anda akan mampu menghadapi masalah yang ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar